Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Studi Agama dan Masyarakat

DAKWAH SUFISTIK (Pendekatan Tasawuf dalam Dakwah) Zainab, Siti
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat Vol 2, No 2 (2008): Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Publisher : LP2M IAIN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.917 KB)

Abstract

Dakwah ilallah sudah merupakan kewajiban bagi umat Islam, baik secara individu maupun kelompok, sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas masing-masing. Melihat sejarah masuknya Islam di Indonesia, dikatakan bahwa salah satu pendekatan dalam penyebaran dakwah adalah melalui  pendekatan sufistik. Melihat realitas bahwa berkembangnya Islam di wilayah Asia Tenggara terutama di Indonesia banyak dilakukan oleh para tokoh sufi, dapat diasumsikan bahwa pendekatan dakwah mereka berhasil. Atas dasar itulah peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana pendekatan tasawuf dalam dakwah.Rumusan masalah pada penelitian ini adalah ingin mengetahui apa yang dimaksud dengan dakwah sufistik serta bagaimana pola pengembangan dari dakwah sufistik tersebut.                Mengingat penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian kepustakaan, maka teknik yang digunakan adalah dengan source selection (seleksi sumber) dan  analisis initi (content analysis), ditambah dengan metode deduktif. Data diperoleh dari sumber primer (buku yang berkaitan dengan tasawuf) dan sumber sekunder (berkaitan dengan ilmu kedakwahan dan lainnya).Pada penelitian ini dakwah sufistik yang dimaksud adalah  "proses pembentukan manusia seutuhnya (insan kamil) oleh seorang mursyid kepada muridnya  secara terus menerus, terukur, dan terkontrol, yang menekankan pada  pendekatan kerohanian dalam rangka membentuk akhlak mulia dengan tujuan mendekatkan diri dan mendapat ridha-Nya". Dan yang menjadi penekanan dalam unsur dakwah adalah dai. Dai yang diharapkan adalah dai yang bukan hanya memiliki pengetahuan keagamaan yang mumpuni, namun yang lebih menjadi titik penekanan adalah dari dimensi akhlaknya. Jika meruntut apa yang menjadi acuan dalam tasawuf, dapat dipahami bahwa untuk menjadi dai tidaklah gampang. Dari pemaparan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh dai, seorang dai yang dinginkan memang dai yang ideal, misi utama seorang dai adalah menyempurnakan akhlak madunya (baik akhlak terhadap Khaliq maupun terhadap makhluq). Dan Untuk dapat melaksanakan misi tersebut tentunya yang pertama dilakukan dai adalah membekali dirinya dengan berbagai sifat mahmudah, baru kemudian dia memperbaiki akhlak madunya.Sedangkan pola yang  dibangun pada dakwah sufistik adalah lebih menekankan pada tarbiyah dan talim (pendidikan dan pengajaran) dengan materi dan pelatihan yang berjenjang dan berkesinambungan. Tujuan dakwah sufistik bukan sekedar menyampaikan risalah, namun sampai pada implementasi dalam segala lini kehidupan. Metode dakwah sufistik adalah holistik dan eksklusif.
MANAJEMEN KONFLIK SUAMI ISTRI DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN Zainab, Siti
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat Vol 5, No 1 (2011): Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Publisher : LP2M IAIN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.917 KB)

Abstract

             Hidup berpasangan sudah merupakan sunnatullah, karena Allah menciptakan makhluk-Nya berpasang-pasangan. Perkawinan juga merupakan sunnah Rasul saw. Ketika sepasang manusia dipersatukan dalam ikatan perkawinan, dua insan yang berbeda tersebut tidak mungkin selalu berpikir, bereaksi dan bertindak sama, maka dari situlah bisa berawal sebuah konflik. Walaupun konflik dapat berdampak positif dalam mempererat ikatan perkawinan, namun tidak jarang konflik justru mendatangkan masalah besar dan mengganggu ketentraman rumahtangga. Karena itu perlu diketahui dan dipahami secara baik apa saja yang dapat memunculkan konflik suami istri? Bagaimana al-quran memberikan tuntunan perkawinan sebelum,  atau pun sesudahnya? Dan jika konflik terjadi bagaimana pula al-quran memberikan solusi untuk menyelesaikan konflik tersebut? (Pada penelitian ini lebih difokuskan pada penanganan konflik suami istri)            Mengingat penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kepustakaan, maka teknik yang digunakan adalah content analysis. Berkenaan dengan ayat-ayat al-quran sebagai sumber utama, pendekatan yang dilakukan adalah dengan metode tafsir maudhu’i, ditambah dengan metode deduktif dan induktif.            Pada penelitian ini tergambar, bahwa Allah SWT pada dasarnya menginginkan manusia hidup dalam kedamaian dan kebahagiaan, demikian juga dalam kehidupan rumahtangganya. Hal tersebut terlihat dari kebijaksanaan Allah yang memberikan aturan apa yang seharusnya dilakukan baik sebelum perkawinan atau pun dalam mengarungi biduk perkawinan (termasuk di dalamnya penanganan konflik sumi istri).            Dalam penanganan konflik, pada umumnya ketika istri yang bermasalah, suami lebih ditekankan untuk memberikan pengajaran, nasehat dan peringatan kepada istrinya, baik secara lisan atau pun tindakan, seperti menjauhi dari tempat tidur atau memukul (jika terpaksa) namun dalam batas kewajaran. Jika suami yang bermasalah, istri dianjurkan untuk melakukan negosiasi dan perdamaian. Perbedaan pendekatan dalam penangan konflik kedua belah pihak karena dilandasi oleh perbedaan hak dan kewajiban suami istri. Akan tetapi aturan tersebut tidaklah mutlak, karena bisa saja dengan situasi tertentu hal yang dilakukan adalah sebaliknya. Istri boleh  melakukan pengajaran dengan memberikan nasehat atau pun peringatan sebagai  kapasitasnya sesama hamba Allah, atau suami melakukan negosiasi dan perdamaian dengan istrinya. Selain itu penanganan konflik juga membolehkan adanya campurtangan/ bantuan dari pihak luar, sepanjang bantuan tersebut berlandaskan niat yang tulus dan cara yang dibenarkan oleh ajaran agama. Akhirnya untuk mewujudkan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah diperlukan sinergi, baik dari pasangan suami-istri, masyarakat maupun pemerintah.
KOMUNIKASI VERBAL (Konsep Mendengarkan dalam al-Quran) Zainab, Siti
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat Vol 8, No 2 (2014): Desember 2014
Publisher : LP2M IAIN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.917 KB)

Abstract

The study examines the verbal communication especially it is related to listening in the Qur’an. The problems of the study are: 1) What are terms that are related to listening? 2) What are the Qur’anic concepts related to effective listening? The study is pure library research with tafsir maudhu’i  so that main source of data is the Qur’an, mu’jam Li alfafadz al-qur’an, tafsir books and other books related to verbal communication.  In analyzing the data, the content analysis is used. The results of the study indicate that: Qur’anic terms about listening are not only something to do with physical perception to grasp the sound but also from all the verses, the majority is related to the ability to comprehend and obey to messages being delivered. In the Qur’an, listening effective implies that there should be concrete action to messages being accepted because good listeners tend to be more related to obedience. In order to listen effectively, it is not only with wish and desire to listen to the content of the message but the most important thing is the effort to understand and practice the messages.Â